Selasa, 03 Mei 2016

Rahasia Dibalik 'Waktu'

Oh My God! 2016 udah masuk bulan kelima! Puasa tinggal hitungan hari lagi! Dan utang puasa aku tahun lalu masi banyaakkkkkkk! Aaaakkkkkk!!! *oke ini penting banget*

Again again and again I wanna say “time flies~ really really fast~”
Ga kerasa umur aku udah 22 tahun. Tua? Ga juga sih, kan forever younggggggg. Ya, Ga? :)))) 

Oh iya di tahun ini juga ga ada perubahan dengan ulangtahunku 2 tahun sebelumnya, aku tetap merayakan ulangtahun ku dalam keadaan “Jomblo”. And it means, gue masih jomblooooo!

Bangga? Iyalah, biar kata aku jomblo tapi hidupku bahagia banget karena dikelilingi dengan keluarga, teman-teman dan sahabat-sahabat yang selalu ada buat aku.

Ga ngerasa ada yang kurang gitu, Em? Kalau misalnya lagi butuh temen jalan, temen cerita atau moodbooster, gimana?

Ya ga gimana-gimana sih, Alhamdulillah kan temen aku kebanyakan cowok jadi mereka bisa lah ya sekali-kali berperan jadi cowokku. Heh? apaan sih, Em? -_- HAHAHAHA.
Engga lah bercanda, maksudnya mereka-mereka ini kan bisa banget jadi temen jalan plus temen ceritanya aku. 

Kalau masalah moodbooster hmmmmm aku sekarang lagi berusaha untuk ga menggantungkan harapan ataupun kebahagian sama orang. Cause if you don’t want to get hurt, don’t hope too high, right?

Lebih baik kecewa karena diri sendiri daripada kecewa karena terlalu berharap dengan orang lain. 

Ada waktu ketika kamu lagi sedih, bete atau kesal lalu pengen banget dihibur sama moodbooster kamu tapi mereka juga lagi merasakan hal yang sama denganmu, toh akhirnya mereka gabisa jadi moodboostermu saat itu, kan? Bukankan kamu bakal makin sedih? Makin bete? Makin kesal?

Hal itu yang pengen aku hindari, aku ga mau kalau orang lain yang menjadi tolak ukur naik turunnya moodku. I’m own myself, jadi aku yang harus mengaturnya.

Egois? Mungkin. Makanya aku masih mencari orang yang pemikirannya sebelas duabelas dengan ku, yang juga mikir kalau arti pasangan ga seberat quote akun-akun galau di Instagram, Line, Twitter dan sosmed lainnya.

Ciyaaalllll, aku suka sebel sendiri kalau buka timeline Line dan banyak yang nge-share quote-quote galau! Pacaran ga seribet itu! Toh kalau jadi suami istri juga nantinya ga bakal kaya yang di quote-quote itu! -_____- *emmy sirik mode on*

Jadi daripada pacaran tapi suka berantem karena hal sepele dan suka drama-drama tai kucing kayak "kamu sibuk banget, sih? kapan ada waktu buat aku!" atau "kok kamu ga ada kabar, sih? kamu masih nganggep aku pacar, kan?" de-el-el, mendingan sendiri dulu deh ya itung-itung sambil memantaskan diri untuk jadi lebih baik buat pasangan kita kelak. #tsadessttttt

Ga terganggu gitu, Em, kalau dikatain jomblo atau ngenes?
Ya enggak lah, kan emang bener~

Tapi kalau ada yang bilang aku jomblo karena terlalu pemilih, sesungguhnya kalian bukanlah aku, kalian ga tau apa yang ada dipikiranku. :))
Tapi terserah sih orang lain mau mikir apa, I really really don’t care about it.
Bodo amat dengan pemikiran-pemikiran orang yang suka ngejudge sembarangan (padahal aku juga, sih), toh mereka ga ngasih aku gaji ini jadi aku bebas untuk ga peduli. :)))))

Ngomongin masalah gaji, berarti berhubungan dengan kerja, kan? Yaudah kalo gitu kita bahas tentang kerja ajahh~~~~ *nyambung kok nyambung*

Dulu aku pernah posting tentang dunia kerja disini. Di saat itu aku belum benar-benar tahu dunia kerja yang sesungguhnya, cumen menyantap saja, itupun dengan judul “KKN”.

Memang benar apa yang aku bilang dulu, dunia kerja bisa perlahan-lahan mengubah pikiran idealis mahasiswa yang baru lulus menjadi ga idealis lagi. Atau gimana yaaaa ngomongnya, bingung juga, hmmm semacam melunturkan pikiran idealis kita gitu, maybe.

Karena apa?

Karena kita udah capek.

Karena kita udah lelah.

Terlalu banyak keadaan yang ga sesuai dengan pemikiran kita.

Sehingga membuat kita harus memilih antara bertahan atau pergi.

Bertahan.
It means, kita harus membuang jauh pikiran idealis kita karena jika kita mempertahankannya, perlahan-lahan kita akan terdepak. Bukankan lebih mudah menghilangkan satu orang yang tidak sependapat daripada menghancurkan semua yang sudah terencana?

Pergi.
atau dalam artian ini berarti resign. Mau sampai kapan kita pindah-pindah tempat kerja? Sampai menemukan tempat kerja yang sesuai dengan hati? Apakah masih ada? Mungkin masih ada. Mungkin.

(i'm sorry to say this, but i think, inilah yang terjadi di Indonesia sekarang atau bahkan mungkin di seluruh dunia. Yang berkuasa lah yang akan menang. Mungkin banyak juga yang berniat untuk mengubah dan mengahancurkan tradisi ini, Tapi apa daya? Yang ingin mempertahankan masih lebih banyak daripada yang ingin menghancurkan. Yang berkuasa masih lebih mendominasi daripada yang independen. Am i wrong?)

Tapi pasti ada banyak juga dilema diantara para pekerja. Seperti mikirin gimana bayar cicilan ini dan cicilan itu nantinya kalau memutuskan resign dan belum nemu kerjaan baru. Apalagi kalau liat jaman sekarang, yang ga berpengalaman agak susah dapet kerjaan, wong terkadang yang berpengalaman aja susah dapet kerjaan, kan?

Belum lagi yang sudah berkeluarga, pasti mikir banget gimana memenuhi kehidupan keluarganya. Siapa yang ngasih makan istri dan anak-anaknya? Yang menyekolahkan anak-anaknya?

Pemikiran-pemikiran inilah yang memaksa kita untuk bertahan di kantor yang padahal jelas-jelas ga sesuai dengan hati kita. Mau gak mau kerjanya jadi sedikit membebani, Ngerjain ini itu berasa ga ikhlas, bawaannya pengen ngeluh mulu dan hari-hari di kantor berasa menjenuhkan.

Dan satu hal yang pasti ditemuin di setiap kantor manapun (tapi menurutku, sih), pasti ada satu dua orang atau mungkin lebih, yang suka banget ngejatuhin orang. Ngejatuhin disini bisa berarti dia suka ngomongin yang engga-engga di belakang orangnya atau bisa juga berarti dia berusaha ‘menjilat’ atasan dengan mengkambinghitamkan orang lain.

Jahat? Belum tentu. Mungkin kalau menurut agama, hal ini sudah pasti sangat salah dan dosa besar. Tapi ingat, kehidupan itu semakin bertambahnya usia akan semakin keras. Kalau kita ga bisa beradaptasi dengan baik disatu lingkungan, kita perlahan-lahan bakal tergusur dan mungkin bakal hilang. Bukankan ini adalah hukum alam? J

Sekali lagi, aku disini sebagai seorang muslim sangat tau jika hal itu adalah dosa. Tapi apa yang aku tulis sekarang adalah sebuah realita kehidupan yang sepertinya sudah mendarah daging di dunia ini. Aku ga munafik kalau suatu saat nanti jika aku butuh ‘sesuatu’ untuk memuluskan ‘jalan’ku, mungkin aku juga akan melakukannya. Tapi harapanku, aku cumen ‘menjilat’ atasan saja dan bukan dengan cara mengkambinghitamkan orang lain tapi dengan menunjukan kemampuanku.

But, it sounds classic, right?

Karena kita tidak tau apa yang akan terjadi di masa depan dan juga tidak tau sebesar apa kekuatan ‘waktu’.

Apakah kita akan takluk dengan ‘waktu’ atau malah kita yang menaklukan ‘waktu’ itu.

Apakah waktu yang akan mengikuti kita atau kita yang akan mengikuti 'waktu'. 

Bukankah waktu punya kekuatan rahasia yang bahkan kita tidak bisa menebaknya? Bukankah waktu bisa mengubah orang baik menjadi jahat dan sebaliknya waktu juga bisa membuat orang jahat menjadi baik? Bukankah waktu bisa menyeret seseorang menuju jurang kehancuran atau bahkan menuju pintu tobat?

Ga ada seorang pun dari kita yang bisa menebak apa yang ada dibalik rahasia besar Tuhan bertameng ‘waktu’ ini. Hanya Tuhan yang punya segala kekuasan atas apa yang akan terjadi dengan 'waktu' di dunia ini, dan hanya kepada Dia juga lah kita bisa berdoa dan berserah diri untuk segala takdir-Nya unutk 'waktu' ini..

Karena itu, menurut aku pribadi, memperkuat iman adalah satu-satunya jalan untuk menghindari segala sesuatu yang buruk beserta godaan-godaan yang di dunia ini. Aku bukan orang yang ilmu agamanya tinggi, mungkin orangtua ku bisa disebut ‘alim’, tapi aku tidak. Atau lebih tepatnya belum.

Aku masih mencari. Mencari jati diriku dan mencari sesuatu yang bener-bener meyakinkanku. Bukan berarti aku tidak percaya dengan Tuhanku dan keyakinanku sekarang, Aku sangat percaya. Amat sangat percaya.

Maksudnya mungkin lebih kepada ‘Ilham’. Ilham untuk menjawab  segala pertanyaan yang selalu terngiang di kepalaku. Ilham yang akan membuatku jatuh tersungkur menangisi segala dosa dan kelakuanku selama di dunia.

Tapi sekali lagi, bukan karena aku sekarang tidak menyadari semua dosa dan kelakuanku di dunia ini, hanya saja aku butuh sesuatu yang ‘lebih’ untuk bisa megetuk pintu hatiku yang paling dalam.

Terkadang perbincangan dengan teman-temanku yang mulai menemukan jawaban atas jalan hidupnya sedikit membuatku terenyuh, aku mulai mencerna dan mencari jawabannya dengan searching-searching di google. Tapi aku tau dengan pasti jika bertanya dengan sesorang yang lebih mengerti akan jauh lebih berguna. Mungkin nanti jika aku sudah berada di pucak kegelisahan untuk mengetahui jawabannya, aku bakal menemui sesorang itu. J

Yah beginiah curhatan seorang manusia yang mulai menapaki dunia baru. Yang sudah memasuki kerasnya ‘dunia sebenarnya’. Yang sudah memasuki kerasnya dunia kerja. Yang sudah memasuki kerasnya persaingan untuk dapat bertahan hidup di tengah-tengah manusia yang tidak kita percaya.

Dulu aku pikir jadi orang dewasa itu enak dan aku juga mikir kalau jadi orang dewasa itu ga susah kalau aku bisa ngebuat segala hal jadi simple plus ga perlu mengurusi hal-hal yang ga penting. Tapi kenyataannya? Eksekusi ga semudah menggerakan lidah yang tak bertulang. 

Disini kita membahas masalah hati, karena hati ga bisa berbohong. Setegar apapun kita, sebodoamat apapaun kita dengan suatu hal, jika itu dipendam terlalu lama toh bakal meledak juga, kan? Sekeras apapun usaha kita untuk menghindar memikirkan masa depan toh masa depan itu bakal datang juga, kan? Ingat, makin bertambahnya umur, tanggungan hidup makin hari makin bertambah. Tanggungan loh ya bukan beban.

Mungkin yang belum mengalaminya seperti aku dulu juga bakal mikir apa yang aku tulis ini lebay. Dan mungkin juga yang sudah mengalaminya tapi tidak yang seperti aku tulis ini akan menganggapku lebay. Tapi inilah pemikiran dan apa yang aku rasakan saat ini.

Karena lidah tidak bertulang, pemiliknya bisa dengan bebas menggunakannya. Jadi kalian bisa dengan bebas mengomentari tulisanku ini. :))))

Apalagi bagi yang belum merasakannya. berkomentar lah sesuka hati kalian seperti aku dulu mengomentari orang dewasa yang suka bilang kalau jadi dewasa itu berat.

Trust me, kalian ga akan bisa merasakan apa yang kurasakan saat ini kalau kalian belum memasuki masa-masa ini.

Satu pesanku, nikmati masa muda kalian, nikmatin bener-bener seperti aku menikmati masa sekolah sampai kuliahku dulu. Puas-puasin main dengan teman dan terutama keluarga kalian. Karena waktu akan membuat kita satu persatu sibuk dengan kegiatan masing-masing.

......dan akan ada satu waktu dimana kita lebih memilih untuk tidur atau istirahat di waktu libur daripada berjalan keluar bertemu teman-teman atau berjalan bersama keluarga. J

Okey omongan emmy mulai melantur. Hehehehe.


Baiklah kalau begitu cukup sekian and enjoy your day! ;)

4 komentar:

  1. Okay, finally i've done read this article! Panjang banget sumpah haha. Tapi, gue enjoy sih :)

    Anyway, gue jadi bingung nih mau komen dari mana dulu. Maybe dari soal kerja kali ya. Emang bener sih, pekerjaan zaman sekarang banyak yang gak bener. Korupsi lah, pemalsuan lah, ini lah, itu lah. Banyak banget problemnya yang bisa bikin kita jadi gak betah sama pekerjaan. Ada juga orang yang ingin 'naik' dengan menjatuhkan orang lain. Well, itu emang kejam banget. Kalau gue sih lebih memilih out dan membuat lingkup kerja gue sendiri. Kayak buat perusahaan sendiri. Actually, gue juga sama sih. Gue sendiri gak suka kerja kantoran haha. Lebih suka kerja di industri kreatif :)

    Anyway, selamat ulang tahun ya! Semoga semakin menjadi yang lebih baik. Soal jodoh, tenang semuanya udah ada yang ngatur hahaha :D

    Cheers!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi kepanjangan ya? Soalnya tulisan ini udah gue buat sebulan yang lalu dan baru sempet ngelanjutin kemarin (mumpung atasan gue di kantor lagi pada ga masuk semua 😆) jadinya banyak deh yang mau dicurhatin 😹😹

      Yaps, sebenernya lebih bagus kalau kita jadi bos di usaha kita sendiri meskipun usahanya kecil, daripada jadi karyawan, setinggi apapun jabatan kita tetep aja kita karyawan, wong CEO juga termasuk karyawan kok :))))
      Tapi entah kenapa cita-cita gue tetep pengen kerja di salah satu perusahaan besar hahaha biasalah impian anak muda yang masih belum tau lebih jauh kerasnya dunia kerja 😂😂

      Anyway, thankyouuu.. Ho'oh, jodoh di tangan Tuhan, kok. 😁

      Hapus
  2. bagaimana kalau mencoba untuk "berteman dengan waktu". buat dia menjadi teman kita, teman untuk saling mengingatkan masa lalu, masa kini dan masa depan.

    *ikutan ngelantur, haha*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah bener banget nih!!! Thanks for good adviceeee 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...