Senja.
Entahlah..
Saya juga tidak terlalu paham perbedaan senja, lembayung
senja atau matahari tenggelam.
Yang saya tau, saya suka melihat langit saat matahari akan tenggelam
dan saat telah tenggelam.
Warnanya.
Suasananya.
Langitnya.
Cantik.
Sangat cantik.
Ah, saya terlalu bingung bagaimana menjelaskan perasaan saya
ke dalam kata-kata.
Mungkin sama rasanya saat saya tidak tahu bagaimana
menjelaskan perasaan saya terhadap orangtua dan saudara saya.
Atau memang saya yang tidak pandai berkata-kata?
Ah, sudahlah.
Yang terpenting, saya adalah penikmat dan pengagum senja.
Tetapi saya cukup sedih karena sekarang waktu saya untuk
menikmati senja semakin berkurang.
Sama halnya dengan waktu bersenang-senang saya yang juga
semakin berkurang.
Ah, tapi bukankah di dunia ini memang tidak ada yang abadi?
Lalu untuk apa saya mengharapkan sesuatu yang tidak abadi?
Sama halnya dengan saya yang mengharapkan kehidupan di dunia
ini berjalan dengan baik,
Padahal saya sendiri tahu kalau yang harus dikejar itu
adalah akhirat bukannya dunia.
Hmmmm… bukankah manusia memang egois?
Meskipun tahu benar apa yang boleh dan apa yang dilarang oleh
Tuhan,
Manusia masih tetap ingin melakukan yang dilarang,
Dengan memakai tameng “penasaran” dan “ingin merasakannya”.
Jadi, apakah senja juga egois karena tidak mau membiarkan
saya menikmatinya sesering dulu?
Tidak.
Karena yang egois adalah pagi dan malam.
Kenapa?
Karena mereka memberikan waktu yang sangat sedikit sekali
untuk senja keluar.
Jadi, apakah saya menyalahkan pagi dan malam?
Bukankah pagi dan malam adalah ciptaan Tuhan?
Tidak. Tidak.
Bukan seperti itu..
Hmmm.. tapi manusia memang seperti itu.
Terkadang menyalahkan ciptaan-Nya.
Terkadang malah menyalahkan Sang Pencipta itu sendiri apabila
terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan mereka.
Jadi siapa yang Egois?
Jawabannya adalah saya sendiri.
Karena saya membawa-bawa manusia lainnya yang belum tentu
seperti itu semua.
Saya hanya ingin mencari teman untuk kesalahan yang saya
buat.
Saya ingin melakukan pembenaran dengan ikut menyalahkan orang lain.
Jadi saya orang yang jahat?
Ya. Mungkin.
Jadi alangkah baiknya jika saya dan mungkin kita semua
saling intropeksi diri tanpa harus mencari kesalahan-kesalahan orang lain dan
mencari pembenaran ke orang-orang untuk menunjukan kalau kita ‘benar’.
Karena seperti yang kita ketahui dengan pasti,
semua kebenaran sendiri hanya ada pada Tuhan.
Samarinda.
2016.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nb:
Tulisan saya lainnya yang sudah saya tulis setahun lalu tapi saya baru ingat untuk mempostingnya di tahun 2017 ini. :)
Hmmmm.. sepertinya tahun lalu saya agak mellow entah karena apa? tapi yang jelas bukan masalah percintaan tapi mungkin lebih ke masalah jati diri~
aku juga suka senja, seperti ada kedamaian didalamnya. jadi kapan kita menikmati senja bareng? hiks
BalasHapusSenja memang indah apalagi dinikmati di tepi pantai. :)
BalasHapusitulah senja selalu indah dg perubahan warna langitnya tp banyak cerita suka dan duka di sana
BalasHapusSENJA. Semakin Nikmat Jika Bersama
BalasHapus